Pages

Senin, 16 Maret 2015

MANUSIA DAN KEINDAHAN

MANUSIA DAN KEINDAHAN
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Manusia dan keindahan adalah dua hal yang tidak pernah akan lepas dan tidak dapat dipisahkan, karena pada dasarnya manusia itu sendiri adalah karya cipta Tuhan yang paling indah dan terencana. Bayangkan, mulai dari penempatan mata, hidung, mulut dan anggota tubuh lainnya, bahkan jauh dari itu semua akal adalah ciptaan yang paling menakjubkan yang hanya Tuhan berikan kepada manusia.
Sesuatu yang indah paling tidak akan dapat dirasakan dengan panca indra manusia, baik visual maupun audio visual yang dimiliki oleh manusia. Namun ada kalanya manusia juga mengedepankan nilai moral pada penilian keindahan tersebut dengan harapan dapat memupuk sensitifitas moral pada sebuah arti keindahan. Sehingga disebutkan bahwa yang indah itu hanyalah yang baik, jika belum baik maka tidak indahlah sesuatu tersebut dan lebih jauh lagi keindahan yang tidak didasari oleh moralitas belum disebut sebuah keindahan.
Di setiap jiwa manusia pastilah mempunyai naluri estetika dan juga manusia membutuhkan seni dan keindahan itu sendiri. Di dunia ini telah banyak hasil kesenian yang akan menggugah hati untuh menikmati hal tersebut sebagai sebuah keindahan yang telah diciptakan oleh orang. Baik itu berupa karya arsitektur seperti candi Borobudur, patung. Seni rupa seperti lukisan. Nada berupa musik bahkan karya tulis sekalipun adalah bagian dari hasil karya manusia yang mengandung keindahan.
Bagaimana kita menghargai hasil kesenian tersebut? dan banyak cara untuk menikmati karya seni, seperti melihatnya, mendengarkan, membaca. Dengan hal itu isi/makna dari hasil seni tersebut akan dapat kita pahami.
Namun yang terpenting dalam menghargai hasil kesenian adalah dengan menikmati karya cipta seni tersebut bisa menumbuhkan semangat untuk berkesenian dalam segala dimensinya, bisa menjadi penyemangat dalam berkesenian dan menjadikannya sebuah tantangan untuk bisa menghasilkan yang lebih baik dari yang dinikmati. Dan yang pasti seni, keindahan dan indah itu sendiri adalah berkah, nikmat dan karunia tuhan yang harus dinikmati bukan dihina.
RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian keindahan ?
2.      Bagaimana hubungan antara manusia dan keindahan ?

TUJUAN
1.      Memahami pengertian keindahan yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia
2.      Memahami hubungan antara manusia dan keindahan

























BAB II
PEMBAHASAN

1.      PENGERTIAN KEINDAHAN
Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indah), pemandangan alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, tatanan, parabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Di mana pun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tak indah. Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar.
Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaeraha atau lokal.
a.       Apakah keindahan itu?
Berbicara tentang keindahan mau tidak mau kita harus menengok jauh ke belakang yaitu jaman yunani kuna, abad ke-18. Pada saat itu pengertian keindahan telah dipelajari oleh para filsuf. Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful” , Perancis “beau” , Italia dan Spanyol “bello” , kata-kata itu berasal dari bahaa Latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonnellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “bellum”.
            Menurut luasnya dibedakan pengertian :
1.      Keindahan dalam arti luas
2.      Keindahan dalam arti estetik murni
3.      Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
            Jadi, pengertian yang seluas-luanya meliputi :
-        Keindahan seni
-        Keindahan alam
-        Keindahan moral
-        Keindahan intelektual.



b.      Nilai Estetik
Dalam bidang filsafat, istilah nilai (estetik) seringkali dipakai suatu kata benda abstrak yang berarti keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness).
Nilai esktrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu.
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, a taupun demi kepentingan benda itu sendiri.
c.      Sebab Manusia Menciptakan Keindahan
Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah. Alamiah artinya itu wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang.

2.       MAKNA KEINDAHAN
Keindahan itu secara akademis sudah dikaji manusia sejak abad ke delapan belas, pada saat para filsuf banyak tertarik untuk mengembangkan estetika, salah satu cabang dari filsafat yang tidak lain berbicara tentang keindahan.
Pengelompokan pengertian keindahan yaitu :
1)      Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.
2)      Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada cakupannya.
3)      Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya.

3.      MANUSIA DAN KEINDAHAN
Akal budi merupakan kekayaan manusia tidak dimiliki oleh makhluk lain. Oleh akal budi manusia memiliki  kehendak atau keinginan pada manusia itu tentu saja berbeda dengan“kehendak atau keinginan” pada hewan karena keduanya timbul dari sumber yang berbeda.
Keindahan yang bersifat jasmani dimaksudkan ialah keindahan yang dapat “menyenangkan” atau “memuaskan” indera manusia; baik indera penglihat maupun indera pendengar. Keindahan yang bersifat rohani dimaksudkan keindahan yang dapat “menyenangkan” atau “memuaskan” batin manusia.
Persepsi manusia terhadap keindaham antara yang satu dengan yang lain itu tidak sama.Sebab persepsi manusia terhadap keindahan snagat ditentukan oleh daya penggerak yang menjadi sumber timbulnya kehendak atau keinginan terhadap keindahan itu sendiri.
Keindahan subyektif sangat bergantung kepada selera perorangan, karena memang sangat relatif. Ia bersumber dari asas kegunaan benda tadi bagi masing-masing individu. Keindahan obyektif disamakan dengan kebenaran. Keindahan adalh kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Sebab keduanya memilik nilai yang sama, yaitu universal dan abadi. Disamping itu juga mempunyai daya tarik yang selalu bertambah.
Cara mengusahakan supaya rasa keindahan atau minat terhadap keindahan itu cenderung kepada keindahan obyektif, tidak lain melatih mendengarkan “bisikan” akal dan budi dan berbuat sesuatu yang sesuai dengan bisikan akal dan budi tersebut; sebab hanya pada akal dan budi itulah sesungguhnya letak “kemanusiaan”.



























BAB III
KESIMPULAN
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kita perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.





















DAFTAR PUSTAKA

http://fredianferadila.blogspot.com/p/manusia-dan-keindahan.html
https://akudisinidwi.wordpress.com/2010/04/22/manusia-dan-keindahan/