MANUSIA
DAN KEINDAHAN
BAB
I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Manusia
dan keindahan adalah dua hal yang tidak pernah akan lepas dan tidak dapat
dipisahkan, karena pada dasarnya manusia itu sendiri adalah karya cipta Tuhan
yang paling indah dan terencana. Bayangkan, mulai dari penempatan mata, hidung,
mulut dan anggota tubuh lainnya, bahkan jauh dari itu semua akal adalah ciptaan
yang paling menakjubkan yang hanya Tuhan berikan kepada manusia.
Sesuatu
yang indah paling tidak akan dapat dirasakan dengan panca indra manusia, baik
visual maupun audio visual yang dimiliki oleh manusia. Namun ada kalanya
manusia juga mengedepankan nilai moral pada penilian keindahan tersebut dengan
harapan dapat memupuk sensitifitas moral pada sebuah arti keindahan. Sehingga
disebutkan bahwa yang indah itu hanyalah yang baik, jika belum baik maka tidak
indahlah sesuatu tersebut dan lebih jauh lagi keindahan yang tidak didasari
oleh moralitas belum disebut sebuah keindahan.
Di
setiap jiwa manusia pastilah mempunyai naluri estetika dan juga manusia
membutuhkan seni dan keindahan itu sendiri. Di dunia ini telah banyak hasil
kesenian yang akan menggugah hati untuh menikmati hal tersebut sebagai sebuah
keindahan yang telah diciptakan oleh orang. Baik itu berupa karya arsitektur
seperti candi Borobudur, patung. Seni rupa seperti lukisan. Nada berupa musik
bahkan karya tulis sekalipun adalah bagian dari hasil karya manusia yang
mengandung keindahan.
Bagaimana
kita menghargai hasil kesenian tersebut? dan banyak cara untuk menikmati karya
seni, seperti melihatnya, mendengarkan, membaca. Dengan hal itu isi/makna dari
hasil seni tersebut akan dapat kita pahami.
Namun
yang terpenting dalam menghargai hasil kesenian adalah dengan menikmati karya
cipta seni tersebut bisa menumbuhkan semangat untuk berkesenian dalam segala
dimensinya, bisa menjadi penyemangat dalam berkesenian dan menjadikannya sebuah
tantangan untuk bisa menghasilkan yang lebih baik dari yang dinikmati. Dan yang
pasti seni, keindahan dan indah itu sendiri adalah berkah, nikmat dan karunia
tuhan yang harus dinikmati bukan dihina.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa
pengertian keindahan ?
2. Bagaimana
hubungan antara manusia dan keindahan ?
TUJUAN
1. Memahami
pengertian keindahan yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
manusia
2. Memahami
hubungan antara manusia dan keindahan
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN KEINDAHAN
Keindahan berasal dari
kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda
yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil
seni indah), pemandangan alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng
gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah
(halaman, tatanan, parabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan
sebagainya. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Di mana pun
kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan adalah
identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah
keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya
tarik yang selalu bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tak indah.
Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar.
Keindahan
juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perorangan, waktu
dan tempat, selera mode, kedaeraha atau lokal.
a. Apakah keindahan itu?
Berbicara
tentang keindahan mau tidak mau kita harus menengok jauh ke belakang yaitu
jaman yunani kuna, abad ke-18. Pada saat itu pengertian keindahan telah
dipelajari oleh para filsuf. Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar
Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan
dengan kata “beautiful” , Perancis “beau” , Italia dan Spanyol “bello” ,
kata-kata itu berasal dari bahaa Latin “bellum”. Akar katanya adalah “bonum”
yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonnellum”
dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “bellum”.
Menurut
luasnya dibedakan pengertian :
1. Keindahan
dalam arti luas
2. Keindahan
dalam arti estetik murni
3. Keindahan
dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Jadi,
pengertian yang seluas-luanya meliputi :
- Keindahan
seni
- Keindahan
alam
- Keindahan
moral
- Keindahan
intelektual.
b. Nilai Estetik
Dalam bidang filsafat,
istilah nilai (estetik) seringkali dipakai suatu kata benda abstrak yang
berarti keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness).
Nilai
esktrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk
sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu.
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda
yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, a taupun
demi kepentingan benda itu sendiri.
c. Sebab
Manusia Menciptakan Keindahan
Keindahan
itu pada dasarnya adalah alamiah. Alamiah artinya itu wajar, tidak berlebihan
tidak pula kurang.
2. MAKNA KEINDAHAN
Keindahan
itu secara akademis sudah dikaji manusia sejak abad ke delapan belas, pada saat
para filsuf banyak tertarik untuk mengembangkan estetika, salah satu cabang
dari filsafat yang tidak lain berbicara tentang keindahan.
Pengelompokan pengertian keindahan yaitu :
1) Pengelompokan
pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.
2) Pengelompokan
pengertian keindahan berdasar pada cakupannya.
3) Pengelompokan
pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya.
3. MANUSIA DAN KEINDAHAN
Akal
budi merupakan kekayaan manusia tidak dimiliki oleh makhluk lain. Oleh akal
budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada manusia itu tentu
saja berbeda dengan“kehendak atau keinginan” pada hewan karena keduanya timbul
dari sumber yang berbeda.
Keindahan
yang bersifat jasmani dimaksudkan ialah keindahan yang dapat “menyenangkan”
atau “memuaskan” indera manusia; baik indera penglihat maupun indera pendengar.
Keindahan yang bersifat rohani dimaksudkan keindahan yang dapat “menyenangkan”
atau “memuaskan” batin manusia.
Persepsi
manusia terhadap keindaham antara yang satu dengan yang lain itu tidak
sama.Sebab persepsi manusia terhadap keindahan snagat ditentukan oleh daya
penggerak yang menjadi sumber timbulnya kehendak atau keinginan terhadap
keindahan itu sendiri.
Keindahan
subyektif sangat bergantung kepada selera perorangan, karena memang sangat
relatif. Ia bersumber dari asas kegunaan benda tadi bagi masing-masing
individu. Keindahan obyektif disamakan dengan kebenaran. Keindahan adalh
kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Sebab keduanya memilik nilai yang
sama, yaitu universal dan abadi. Disamping itu juga mempunyai daya tarik yang
selalu bertambah.
Cara
mengusahakan supaya rasa keindahan atau minat terhadap keindahan itu cenderung
kepada keindahan obyektif, tidak lain melatih mendengarkan “bisikan” akal dan
budi dan berbuat sesuatu yang sesuai dengan bisikan akal dan budi tersebut;
sebab hanya pada akal dan budi itulah sesungguhnya letak “kemanusiaan”.
BAB
III
KESIMPULAN
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan
sehingga kita perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan
dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan)
yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat
dibanggakan. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman
manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan
budaya. Karena itu dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup
manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan
pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
DAFTAR PUSTAKA
http://fredianferadila.blogspot.com/p/manusia-dan-keindahan.html
https://akudisinidwi.wordpress.com/2010/04/22/manusia-dan-keindahan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar